Untuk pertama kalinya, pendamping Pita Kuning wilayah Jabodetabek, Mas Dodi Nuriana, takjub karena kegigihan Anak Pita Kuning atas segala jatuh bangun memperjuangkan hak untuk mengenyam pendidikan di sekolah.
Siapa lagi kalau bukan Dina, anak yang telah terminasi dari Pita Kuning dan sedang mengenyam pendidikan di bangku kelas 2 SMA. Dina bahkan menjadi bagian dari siswa di salah satu SMA favorit Jakarta. Pasang surut perjuangan Dina dimulainya ketika ia masih berada di jenjang SMP. Dina nyaris dikeluarkan oleh salah satu guru di SMP nya karena penyakit kanker membuat Dina terpaksa kerap izin dari sekolah. Kuantitas minim kehadiran Dina di SMP dianggap menyumbang penurunan akreditasi sekolah kala itu. Sebagai siswi SMP yang tak ragu memperjuangkan hak nya, Dina bersama sang wali kelas melakukan advokasi terhadap kepala sekolah. Wali kelas Dina saat itu seakan ‘pasang badan’ atas hak pendidikan Dina yang patut dipertahankan meski kondisi Dina tidak sepenuhnya stabil.
Dina juga membuktikan kelayakannya sebagai siswa yang berprestasi. Terbukti, setelah lulus dari SMP dan melanjutkan pendidikan ke SMA, Dina berhasil menjadi salah satu siswa sekolah terbaik di Jakarta.
Etos belajar Dina di SMA sama sekali tak surut. Saat ini, kondisi Dina sudah remisi (terbebas dari pengobatan kanker) dan rutin melakukan pengecekan ke dokter setiap satu bulan sekali. Meski kerap tertinggal pelajaran sekolah, Dina lekas mengikuti bimbingan pelajaran agar dapat melengkapi pemahaman materi-materi pelajaran. Dina juga tidak mau diperlakukan seperti anak sakit. Justru, ia bertekad membuktikan bahwa dirinya punya kemampuan yang sama seperti anak-anak lain.
Pada bulan Januari 2023, Dina menuju usianya yang ke delapan belas tahun. Hal ini jadi gerbang pertama Dina untuk melanjutkan kehidupan layaknya seorang dewasa dan terminasi dari Pita Kuning.
Memasuki masa terminasinya, Kak Ema (SSO Jabodetabek) dan Mas Dodi (Social Service Manager) mengupayakan bantuan-bantuan layaknya BPJS Kesehatan dan Kartu Indonesia Pintar (KIP) agar Dina bisa melanjutkan pendidikan di bangku kuliah kelak dengan beasiswa yang tersedia. Kak Ema dan Mas Dodi juga membantu Dina menyiapkan segala kelengkapan demi lengkapnya persyaratan pembuatan KIP.
Dina juga merencanakan life plan dalam kurun waktu lima tahun ke depan. Berbekal info dari Kak Ema dan Mas Dodi seputar sistem kuliah, jurusan, dan beasiswa, Dina semakin siap melangkah optimis melanjutkan pendidikan. Akan ada enam bulan pendampingan psikososial dari pekerja sosial untuk memonitor kesiapan Dina setelah terminasi dari Pita Kuning.
Baik Mas Dodi atau Kak Ema, keduanya dibuat takjub dengan semangat Dina. Bagi Mas Dodi terutama, Dina adalah sosok ‘petarung’ yang juga memotivasi kakak-kakak pendamping agar terus konsisten memiliki semangat seperti Dina. Tentu, melepas Dina dari keluarga Pita Kuning tidaklah mudah. Namun, melihat cara Dina bertahan sampai sekarang, kakak-kakak Pita kuning yakin bahwa Dina mampu mengejar ambisi dan menggapai cita-citanya kelak. Terima kasih Dina sudah hadir di keluarga Pita Kuning!