Hari Raya Nyepi, adalah hari keagamaan penting bagi masyarakat Hindu di Indonesia, khususnya di Bali. Hari Raya Nyepi dirayakan pada tanggal 1 Saka, yang jatuh pada tanggal 22 Maret 2023. Hari ini ditandai dengan diam dan menyepi, dan seluruh kegiatan dilarang dilakukan selama 24 jam. Hari Raya Nyepi adalah hari suci bagi umat Hindu, yang dianggap sebagai hari pembersihan diri dan batin.
Hari Raya Nyepi dan Ritual Uniknya
Hari Raya Nyepi dan deretan ritualnya dimulai pada malam sebelumnya dengan upacara “Pengerupukan”, di mana orang-orang membuat “ogoh-ogoh” atau patung raksasa yang akan dibawa keliling desa. Patung-patung ini melambangkan roh jahat yang harus diusir dari desa untuk membersihkan lingkungan sebelum Hari Raya Nyepi dimulai. Pada malam hari, patung-patung ini dibakar sebagai simbol pembakaran roh jahat.
Keesokan harinya, seluruh masyarakat Bali diam dan tidak melakukan kegiatan apa pun selama 24 jam. Bahkan lampu dan alat elektronik dimatikan, dan umat Hindu tidak diperkenankan bepergian atau melakukan aktivitas apa pun di luar rumah. Mengingat hal ini, bandara di Bali ditutup selama Hari Raya Nyepi.
Selain itu, menjelang Nyepi, umat Hindu di Bali juga menjalankan beberapa ritual seperti Melasti dan Tawur Agung Kesanga. Melasti adalah upacara pembersihan diri dari segala perbuatan buruk dan membuangnya ke laut. Sedangkan Tawur Agung Kesanga adalah upacara yang bertujuan untuk membersihkan bumi sebelum nyepi, dengan cara umat akan melaksanakan tapa brata penyepian.
Nilai Kebaikan Saat Hari Raya Nyepi
Hari Raya Nyepi memiliki banyak manfaat bagi masyarakat Bali dan umat Hindu secara umum. Hari ini dianggap sebagai hari pembersihan dan penenangan jiwa, di mana seseorang dapat merenung dan berintrospeksi. Selain itu, Nyepi juga membantu membersihkan lingkungan dan menjaga kelestarian alam. Selama 24 jam, udara di Bali menjadi lebih segar karena tidak ada kendaraan yang berlalu lalang dan tidak ada aktivitas yang dapat mencemari lingkungan.
Namun, Nyepi juga memberikan dampak ekonomi yang signifikan di Bali, karena seluruh kegiatan pariwisata dihentikan selama 24 jam. Meskipun demikian, masyarakat Bali tetap memilih untuk mengutamakan tradisi dan menjaga nilai-nilai keagamaan mereka.
Apa yang Bisa Kita Lakukan?
Sebagai bentuk penghormatan dan kepedulian terhadap sesama, mari kita berikan kesempatan bagi sesama, khususnya bagi anak-anak yang sedang berjuang melawan kanker dari keluarga prasejahtera, untuk mendapatkan bantuan khusus bingkisan Hari Raya di kala nyepi. Kamu bisa ikut berkontribusi dengan berdonasi untuk anak dengan kanker dampingan Pita Kuning. Setiap donasi yang diberikan akan membantu memberikan kebahagiaan dan keceriaan bagi mereka yang ikut memperingati Hari Raya Nyepi, layaknya Anak Pita Kuning di Bali. Semoga kebahagiaan dan keberkahan selalu menyertai kita semua.
Sumber:
- Artikel berjudul ‘Khidmatnya Perayaan Hari Raya Nyepi di Bali’ oleh Kemenparekraf/Baparekraf RI pada situs Kemenparekraf.go.id (2022)
- Artikel berjudul ‘Mengenal Ritual Upacara tawur Agung Kesanga Jelang Nyepi’ oleh Laura Elvina pada situs Kompas.com (2021)
- Artikel berjudul ‘Makna Ritual Nyepi’ pada situs Indonesia.go.id (2019)