Hari Kanker Anak Internasional 2025: Aksi Menginspirasi untuk Akses Perawatan Kesehatan Setara

Setiap 15 Februari, dunia memperingati Hari Kanker Anak Internasional (HKAI) sebagai momentum meningkatkan kesadaran tentang kanker pada anak. Tahun 2025, HKAI mengusung tema “Aksi yang Menginspirasi” yang merupakan bagian dari kampanye global tiga tahun (2024 – 2026). Tema ini menyoroti pentingnya akses perawatan setara bagi seluruh anak dengan kanker. HKAI menjadi pengingat bahwa perjuangan menghadapi kanker anak membutuhkan dukungan dan kolaborasi bersama.

Hari Kanker Anak Internasional 2025: Aksi Menginspirasi untuk Akses Perawatan Kesehatan Setara
Hari Kanker Anak Internasional 2025: Aksi Menginspirasi untuk Akses Perawatan Kesehatan Setara

Kesenjangan Tingkat Kesembuhan Anak dengan Kanker

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), setiap tahun sekitar 400.000 anak di dunia terdiagnosis kanker. Di Indonesia sendiri, terdapat 11.156 kasus baru kanker anak setiap tahun (Globocan, 2020). Meski kanker pada anak dapat disembuhkan, sayangnya peluang kesembuhan sangat bergantung pada akses perawatan di negara tempat mereka tinggal.

Data dari Childhood Cancer International (CCI) menunjukkan bahwa anak-anak di negara berpendapatan tinggi memiliki tingkat kesembuhan lebih dari 80%, sementara di negara berpendapatan rendah dan menengah, tingkat kesembuhan kurang dari 30%. Kesenjangan ini terjadi akibat keterlambatan diagnosis, sulitnya akses perawatan, penghentian pengobatan, efek toksisitas, dan kekambuhan.

Ketua Yayasan Pita Kuning Anak Indonesia (Pita Kuning), Tyas Amalia, menjelaskan bahwa gejala awal kanker anak yang mirip penyakit umum seringkali menyebabkan keterlambatan diagnosis.

“Di lapangan, saya menemukan kasus anak-anak yang awalnya didiagnosis demam berdarah atau tipes. Setelah pengobatan yang tidak menunjukkan hasil, barulah ditemukan adanya sel kanker. Jika kanker terdeteksi lebih dini, peluang pengobatan optimal akan lebih besar,” ujar Tyas.

Selain itu, keterbatasan edukasi tentang kanker anak dan kuatnya stigma pengobatan alternatif menjadi tantangan lain, terutama di keluarga prasejahtera. Banyak orang tua yang belum sepenuhnya memahami gejala awal kanker anak, sehingga sering kali terjadi keterlambatan dalam diagnosis dan pengobatan. Minimnya akses terhadap informasi yang akurat juga menyebabkan munculnya kesalahpahaman terkait prosedur medis, efek samping pengobatan, serta peluang kesembuhan.

Di sisi lain, pengaruh sosial dan budaya yang kuat sering membuat keluarga lebih memilih metode pengobatan alternatif yang belum terbukti secara ilmiah, karena dianggap lebih aman atau lebih sesuai dengan keyakinan mereka. Hal ini tidak hanya memperburuk kondisi anak, tetapi juga mengurangi peluang keberhasilan terapi medis yang sebenarnya dapat menyelamatkan nyawa. Oleh karena itu, edukasi yang lebih luas dan mudah diakses sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kesadaran dan memastikan anak-anak mendapatkan perawatan terbaik sejak dini.

“Ada orang tua anak Pita Kuning yang mencoba memberikan telur mentah sebagai pengobatan alternatif bagi anaknya yang terkena kanker testis. Setelah kondisi anak memburuk, mereka akhirnya berkonsultasi dengan dokter onkologi dan memutuskan menjalani kemoterapi sesuai saran medis,” cerita Tyas.

Gerak Bersama untuk Akses Perawatan Kesehatan Setara

Akses perawatan yang setara adalah kunci agar setiap anak dengan kanker memiliki peluang kesembuhan yang sama. Kesetaraan ini dapat terwujud melalui berbagai aksi bersama, mulai dari edukasi yang merata tentang kanker anak, dukungan untuk fasilitas kesehatan yang memadai, hingga menciptakan lingkungan yang mendukung anak-anak pejuang kanker.

Tyas Amalia mengajak semua orang untuk turut berpartisipasi dengan cara yang sesuai dengan panggilan hati:

“Aksi baik yang menginspirasi tidak harus besar. Bisa sesederhana follow, like, dan share konten organisasi pemerhati kanker. Bisa juga ikut kegiatan relawan atau berdonasi untuk membantu anak-anak pejuang kanker, khususnya dari keluarga prasejahtera, agar mendapat akses kesehatan terbaik,” ajaknya.

Anak-anak dengan kanker adalah pahlawan kecil dengan semangat luar biasa. Mereka menghadapi tantangan besar dengan keberanian yang menginspirasi. Setiap senyum, tawa, dan perjuangan mereka adalah pengingat bahwa harapan selalu ada.

Di Hari Kanker Anak Internasional ini, mari kita bersama-sama menciptakan dunia yang lebih baik bagi mereka. Karena setiap anak pejuang kanker berhak mendapatkan perawatan terbaik dan kesempatan untuk sembuh.

Ikuti terus berita mengenai aktivitas dan kegiatan Yayasan Pita Kuning Anak Indonesia dalam mendampingi anak-anak kanker dari keluarga pra-sejahtera melalui kanal media sosial Pita Kuning berikut ini:

Instagram: @pita_kuning
Facebook: Yayasan Pita Kuning Anak Indonesia
Twitter: @pitakuning
YouTube: Pita Kuning
Spotify: Pita Kuning Podcast

Atikel Terkait ...

Picture of Pita Kuning

Pita Kuning

Yayasan yang memberikan layanan psikososial bagi anak dengan kanker dari keluarga prasejahtera

Semua Post

Kabar Berita

Berlangganan Artikel

Jadi yang pertama untuk mendapat kabar terbaru Pita Kuning

Cerita Anak