101 Mitos tentang Kanker, Lihat Fakta Sebenarnya!

Mitos tentang kanker masih terdengar dimana-mana. Ketika mendengar cerita pendampingan Anak Pita Kuning dari Social Service Officer, masih terbesit mitos tentang kanker yang tidak terbukti kebenarannya. Kanker bisa menular, misalnya. Akibatnya, ‘tugas’ anak dengan kanker dan keluarga jadi semakin banyak. Selain berjuang melawan kanker, mereka jadi harus menambah perjuangan melawan mitos tentang kanker yang membuatnya mendapat perlakuan tidak adil dalam bermasyarakat.

Selain anak dengan kanker, mitos-mitos tersebut juga menimbulkan ketakutan tersendiri di masyarakat. Penggunaan produk berbahan kimia yang ada di pasaran tak jarang dikaitkan dengan kanker. Padahal hal tersebut hanya mispersepsi belaka.

Lantas, apa saja mitos kanker yang paling sering terdengar?

Mitos Tentang Kanker

Mitos Tentang Kanker

1. Apakah Kanker Bisa Menular?

Tidak, kanker tidak bisa menular. Satu-satunya kemungkinan tingginya faktor risiko kanker menular jika terdapat transplantasi organ tubuh dari donor yang memiliki riwayat kanker di masa lalu. Risiko tersebut juga sangat rendah yakni 2 kasus kanker per 10.000 transplantasi organ. Bagaimanapun, dokter menghindari transplantasi organ/jaringan dari orang yang pernah mempunyai kanker.

2. Jika anggota keluarga memiliki kanker, apakah saya akan terkena kanker juga?

Belum tentu. Kanker merupakan penyakit multifaktor yang bisa disebabkan dari pengaruh genetik, lingkungan, gaya hidup dan lain sebagainya. Kanker yang disebabkan murni dari genetik, angkanya terbilang rendah yakni 5-10% akibat mutasi berbahaya yang diturunkan dari orang tua. Sedangkan 90% penyebab kanker lainnya disebabkan oleh gaya hidup dan faktor lingkungan (paparan radiasi, asap tembakau, dan lain sebagainya)

BACA JUGA: Zat Kimia Sunscreen Menyebabkan Kanker, Mitos/Fakta?

3. Apakah pemakaian deodoran menyebabkan kanker?

Tidak. Belum ada studi yang membuktikan bahwa kandungan kimia dalam deodoran dapat mempengaruhi perubahan jaringan payudara. Sehingga, deodoran aman untuk digunakan.

4. Apakah perasaan sedih dapat meningkatkan kanker?

Hingga saat ini, belum ada bukti ilmiah yang membuktikan bahwa perasaan seseorang dapat meningkatkan kanker atau tutup usia akibat kanker. Jika seseorang memiliki kanker, maka sebuah kewajaran jika ia merasa sedih, marah, putus asa, atau kadang-kadang merasa optimis dan positif di lain waktu. Pasien kanker dengan sikap optimis mungkin lebih bisa memperhatikan hubungan sosial, tetap aktif, dan membantunya merasa lebih baik seiringan dengan berjuang melawan kanker.

5. Apakah Obat Herbal dapat Menyembuhkan Kanker?

Tidak. Ada beberapa penelitian yang menunjukan bahwa obat herbal (dan terapi alternatif lainnya) dapat mengatasi efek samping pengobatan kanker, tapi bukan berarti dapat menyembuhkan kanker. Bagaimanapun, pasien kanker harus berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu terkait dengan penggunaan produk alternatif atau obat herbal yang dikonsumsi.

Anak dengan Kanker Butuh Bantuanmu!

Lalu lalang mitos tentang kanker, jadi ‘tugas’ tambahan bagi semua pasien kanker agar tidak mispersepsi dalam bermasyarakat, termasuk anak-anak dengan kanker. Saat ini, terdapat 50 anak dengan kanker dari keluarga prasejahtera dampingan Pita Kuning yang sedang berjuang melawan kanker, stigma, dan tingginya biaya pengobatan, layanan pendampingan, kebutuhan nutrisi, transportasi medis, pendidikan, dan lain sebagainya.

Saatnya bantu Anak Pita Kuning dengan berdonasi mulai Rp 10.000 atau konsisten menjadi donatur rutin. Pita Kuning juga membuka pintu kerja sama bagi komunitas/organisasi/perusahaan untuk memberikan dampak sosial demi mencapai misi meningkatkan kualitas hidup anak dengan kanker.

Terima kasih atas kontribusimu!

SUMBER:

‘Common Cancer Myths and Misconceptions‘ `was originally published by National Cancer Institute (2018)

Atikel Terkait ...

Pita Kuning

Pita Kuning

Yayasan yang memberikan layanan psikososial bagi anak dengan kanker dari keluarga prasejahtera

Semua Post

Kabar Berita

Cerita Anak