Menjadi pendamping baru bagi Anak Pita Kuning bukan perkara mudah. Dengan begitu, Kak Kasnia, SSO Bali, membangun kedekatan terlebih dahulu dengan anak-anak dan keluarga Pita Kuning di Bali. Bagi Kak Kasnia, kehadiran punya peran yang berarti untuk bangun kedekatan dengan anak-anak.
Misalnya saja membangun kedekatannya dengan anak bernama Dede. Meski memiliki kendala perbedaan bahasa, Kak Kasnia tetap membangun kemistrinya dengan Dede. Dede suka sekali dengan tarian ogoh-ogoh dan barong. Setelah sekian kali bertemu dengan Kak Kasnia, akhirnya Dede mulai terbuka dan menceritakan hal-hal yang ia sukai dengan bahasa Bali. Mama pun bantu menerjemahkannya dalam Bahasa Indonesia. Tapi, kalau bermain dan berinteraksi biasa, Kak Kasnia masih mengerti apa yang dimaksud Dede, kok. Sehingga, Kak Kasnia dan Dede masih bisa melakukan pendampingan sebagaimana mestinya.
Selanjutnya, Kak Kasnia juga sempat mencari strategi agar bisa membangun kedekatan dengan Leli. Awalnya Leli terlihat malu-malu, bahkan kalau berinteraksi dengan Kak Kasnia pun harus ada mama di sampingnya. Setelah bertemu ke sekian kalinya, Leli juga menjadi semakin terbuka dan mengajak Kak Kasnia bermain. Misalnya saja permainan ABC lima dasar dan belajar menghitung satuan atau puluhan. Meski perhitungan bilangan puluhannya belum begitu lancar, tapi Leli selalu bersuka cita untuk mencari tau jawabannya dan melatih kemampuan bersama Kak Kasnia.
Saat ini, kondisi Leli tidak sestabil sebelumnya, ditunjukan dengan hasil pemeriksaan dokter yang menunjukan kadar trombosit dan neutrofil menurun. Oleh karena itu, Kak Kasnia dengan sigap mempublikasi bantuan tranfusi darah untuk Leli bersama dengan Pita Kuning. Akhirnya, Leli harus menjalani perawatan kanker dari awal lagi di rumah sakit. Segala efek samping pengobatan dengan kuat dihadapi Leli, salah satunya efek gatal-gatal.
Oleh karena itu, Kak Kasnia menjunjung kehadirannya tiap kali Leli dirawat di rumah sakit. Biar Leli tidak suntuk, Kak Kasnia membawa buku-buku bacaan bergambar untuk Leli. Awalnya, Leli geleng-geleng kepala tiap kali Kak Kasnia mengajaknya membaca buku. Lama-kelamaan, Leli justru betah membaca buku tersebut dengan suaranya. Bahkan, Leli sudah bisa menyebutkan bunyi ‘Ny’ dan ‘Ng’ dalam buku bacaannya. Leli hebat!